Solusi Krisis Sampah Bandung Raya: Peran Aktif Lembaga Pendidikan dalam Mengatasi Dampak Kebakaran TPA Sarimukti
SMA Trinitas – Salam Michelisian! Sampai hari ini, Rabu, 27 September 2023 penanganan sampah di Bandung Raya masih belum mendapatkan solusinya. Sementara itu, sejak peristiwa kebakaran di TPA Sarimukti, 19 Agustus 2023 lalu api juga belum sepenuhnya bisa dipadamkan. Hal ini membawa aneka dampak bagi situasi di Bandung Raya. Penumpukan sampah di mana-mana, terjangkitnya ISPA ratusan warga dekat TKP, meningkatnya suhu di Bandung, dll.
Oleh karena itu, sebagai warga masyarakat, khususnya Lembaga Pendidikan perlu tanggap dan aktif menyikap situasi ini. Salah satunya adalah sadar dan mendesak melakukan edukasi untuk pengelolaan sampah di lingkungan sekolah. Baik oleh siswa, guru, karyawan, maupun juga orang tua.
Adapun Langkah kecil yang kami lakukan adalah menertibkan siswa untuk peduli pada kebersihan kelas dengan piket kelas secara rutin. Selain itu, bergerak dari yang sudah dilakukan oleh siswa di rumah untuk dijadikan “virus Baik” pengelolaan sampah. Ada lima orang siswa yang bersedia untuk mengawali sebagai Waste Managemet Team. Langkah kecil yang membutuhkan komitmen, kesinambungan, kerja sama, dan kolaborasi semua pihak. Adapun latar belakang dan beberapa hal berkaitan dengan tim ini adalah sebagai berikut:
Latar Belakang
Surat Edaran Sekretaris Daerah Kota Bandung Nomor : 131-DLH/2023, tanggal 23 Agustus 2023, Hal : Penanganan Sampah Dampak Penutupan TPA Regional Sarimukti Akibat Kebakaran. Setiap lembaga diminta untuk dapat berperan aktif dan berpartisipasi melakukan/mengajak/memotivasi/memfasilitassi upaya pengelolaan sampah di sumber berbasis 3R dengan metode PENGURANGAN antara lain berupa MENGHINDARI PENGGUNAAN KEMASAN/WADAH sekali pakai, MEMBUDAYAKAN kemasan/wadah yang dapat digunakan ulang termasuk dalam penyediaan dan penyajian jamuan rapat/pertemuan, PENGGUNAAN KEMBALI dan DAUR ULANG tingkat rumah tangga, RT, RW, dan Desa/Kelurahan masing-masing
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s)
SDG’s No. 11. Target-target tersebut antara lain meliputi pembangunan kota yang terpadu, infrastruktur dan pelayanan perkotaan, serta risiko bencana dan perubahan iklim di perkotaan. Secara khusus kontek di lingkungan SMA Trinitas adalah persoalan sampah yang belum dikelola.
SDG’s No. 12.menyadari pentingnya pengurangan jejak ekologi dengan mengubah cara produksi, konsumsi makanan, dan sumber daya lainnya.
SDG’s No. 13 Penanganan perubahan iklim, : (1) Pengelolaan pencemaran dan kerusakan lingkungan (2) Pengurangan resiko bencana, (3) menata lingkungan sekolah menjadi bersih dan nyaman.
Membentuk tim Green School
Pembiasaan di Sekolah YPII yang perlu diwujudkan sebagai Green School yang tercantum dalam buku pedoman kesiswaan adalah sebagai berikut: Membentuk tim Green School.
Melakukan gerakan sadar lingkungan, memberikan edukasi lingkungan hidup kepada seluruh warga sekolah, menggunakan tumbler minum sendiri, bebas botol plastik sekali pakai, pengurangan tissue, memilah dan mengelola sampah, kantin sehat dan jujur, penghijauan, hemat air dan listrik, kerja bakti – kerja Bersih, pembuatan poster lingkungan non MMT.
Target kegiatan ini adalah 80 %, terjadi memilah dan mengelola sampah, 90 % ebas botol plastik dan kemasan sekali pakai, 90% warga sekolah berkomitmen tahu, sadar, dan melakukan pengelola sampah.
Dengan demikian kegitan edukasi lingkungan hidup – Go Green bukan sebagai hal yang baru.
sebagai lembaga pendidikan kita akan bersama-sama menanggapi tantangan jaman dan menjadi pelaku perubahan sosial.
=========================================
Penulis: Sr. Nurwaningsih SDP, S,Pd. (Staff Kesiswaan SMA Trinitas)