Suaka Para Siswa: Study Industry PT. Tirta Fresindo Jaya & Jungleland
“Salam Michelisian!” Dua patah kata yang terucap dari lisan seorang orator dalam membuka orasinya di suatu pagi hari yang cerah, juga dua patah kata yang membawakan tanda akan dimulainya suatu hari yang penuh akan pengembaraan baru. Hari dimana para siswa keluar dari sekat-sekat dinding kelas yang membelenggu untuk sesekali berkelana dan merasakan desiran angin kebebasan.
Keberangkatan
Kamis, 7 Desember 2023 merupakan tanggal dimana para siswa/i telah menyelesaikan perbekalannya secara matang untuk menjalani suatu perjalanan baru di luar kota Bandung, yaitu PT. Tirta Fresindo Jaya sebagai salah satu pabrik produksi air mineral dalam kemasan di kabupaten Cianjur dan Jungleland sebagai salah satu tempat wisata populer di kabupaten Bogor. Keberangkatan siswa/i SMA Trinitas ke arah Barat menuju Kabupaten Cianjur berjalan dengan lancar, yang secara total menggunakan 4 bus yang secara total menaungi 191 orang selama perjalanan berlangsung.
PT. Fresindo Jaya
Kegiatan yang berlangsung selama berada di PT. Tirta Fresindo Jaya terbagi menjadi 2 kelompok besar yang terdiri atas merger 2 bus yaitu bus 1 & 2 sebagai kelompok 1 dan bus 3 & 4 sebagai kelompok 2. Sehingga masing-masing kelompok besar memiliki porsi tour yang terjadwal, dikarenakan kedua kelompok tersebut akan berpisah tempat dan pada akhirnya saling bergantian. Kelompok 1 terlebih dahulu berangsur-angsur memenuhi aula dan menyimak presentasi yang dibawakan secara langsung oleh sejumlah pengelola pabrik setempat.
Sehingga kelompok 1 yang terdiri atas 96 siswa/i termasuk sejumlah guru pendamping mendapatkan sejumlah pemaparan materi terkait sistematika produksi air mineral dalam kemasan yang menjadi konsumsi masyarakat luas, yaitu Le Minerale. Yap! PT. Fresindo Jaya yang berlokasi di kabupaten Cianjur merupakan pusat produksi air minuman yang kerap kali dikenal dengan slogan
“Kaya ada manis-manisnya!”
Pemaparan materi yang disampaikan pun tidak akan terlepas dari sistematika produksi Le Minerale secara umum, meliputi jenis-jenis mesin yang digunakan, kapabilitas produksi, sistematika sif sampai tahapan produksi secara prosedural. ‘Tak cukup sampai di situ, sesi aula diakhiri dengan session tanya jawab berhadiah yang dapat diikuti oleh seluruh siswa/i sebagai audiens. Hadiah-hadiahnya juga ga kalah menarik loh, karena bisa jadi bahan sharing snack di bus, bahkan ada yang membawa pulang galon Le Minerale berkapasitas 15 L.
Di waktu yang bersamaan, kelompok 2 yang juga beranggotakan 96 siswa/i sedang asyik mengelilingi pabrik sebagai bagian dari tour session yang dipimpin oleh sejumlah tour guide. Secara bertahap, siswa/i dibimbing dan dituntun dari tempat ke tempat, mulai dari area produksi hingga sejumlah ruang khusus elektrikal dan sejumlah mekanisme teknis pada pabrik. ‘Tak hanya memimpin siswa, namun para pemandu juga menjelaskan tempat-tempat yang disinggahi secara umum hingga merinci, bahkan mampu menjawab sejumlah pertanyaan yang dilontarkan para siswa/i. Sebelum pada akhirnya bertukar sesi dengan kelompok 1 yang akan mendapatkan sesi tour, sedangkan kelompok 2 memulai sesi aula.
Selain asyik dengan penjelasan yang diberikan, ada juga nih sebagian siswa/i yang asyik sendiri berbincang-bincang di hadapan kamera. Yap! Apalagi kalau bukan vlogging. Nah, tiap-tiap siswa/i mendapatkan tugas kelompok dengan porsian tempatnya masing-masing dengan mata pelajaran terkait, dan sebagian siswa yang mendapatkan PT. Fresindo Jaya sebagai tempat pembuatan vlog akan berfokus pada mata pelajaran kimia.
Jungleland
Bertolak dari kabupaten Cianjur menuju kabupaten Bogor, rombongan SMA Trinitas menghabiskan sebagian waktunya pada siang hari untuk menyusuri jalur puncak sebelum pada akhirnya memasuki kawasan Sentul dimana Jungleland berdiri. Bus demi bus pun berdatangan, mulai dari bus 1 sampai 4, sebelum pada akhirnya siswa/i berangsur-angsur menjelajahi Jungleland.
Tidak lama waktu berlalu, di sore hari yang cerah, terdengar sejumlah siswa/i yang berdialog dengan kamera menggunakan bahasa Inggris sembari menikmati berbagai macam wahana yang ada. Yap! Kali ini, vlogging yang dilakukan berfokus pada mata pelajaran bahasa Inggris yang mewajibkan siswa/i berbicara bahasa Inggris di sepanjang video.
Satu persatu wahana mulai dijamah oleh siswa SMA Trinitas, mulai dari mendokumentasikan momen di puncak bianglala dengan pemandangan mentari di penghujung cakrawala atau sedikit banyak gerombolan lain yang menjamah kursi-kursi menggantung pada wahana ontang-anting yang siap berputar-putar, atau sebagian lain yang menyiapkan nyali dalam merasakan tekanan gravitasi pada pesawat-pesawat akrobatik.
Kepulangan
Waktu demi waktu pun berjalan dan langit mulai menggelap dengan awan yang mengabu menandakan kemungkinan akan turunnya hujan di malam hari. Terlihat dari sejumlah gerombolan siswa/i SMA yang berangsur-angsur mendekati pintu masuk Jungleland untuk menjemput peristirahatannya yang sementara di minimarket. Minimarket kini dipenuhi puluhan siswa dan juga siswi yang antre secara berdesak-desakan, bahkan sedikit-banyak di antaranya yang menitipkan jajanan yang ia ambil untuk terlebih dahulu dibayarkan oleh orang di hadapannya.
‘Tak butuh waktu lama, bus pun sedikit demi sedikit diisi oleh para penghuninya yang baru saja selesai menjemput pengalaman di sebuah taman tamasya, mendirikan kembali peristirahatannya yang setidak-tidaknya digunakan hingga sampai tujuan berikutnya. Di tengah transisi petang menuju malam yang gelap, petir mulai menggelora di antara awan-awan gelap yang menutupi cahaya bulan, disusul dengan rintikan air hujan yang lama-kelamaan mulai membesar di sepanjang perjalanan. Keempat bus yang bertolak ke arah kota Bogor pada akhirnya menginjakan kaki pada tujuan terakhir sebelum kepulangan para siswa di kota Bandung, yaitu restoran Kluwih yang menjadi tempat menikmati makan malam. Piring yang berisikan sepotong ayam, sekepal nasi, sebatang tahu & tempe dan sejumlah lembar lalap serta semangkuk kecil sambal pun dihidangkan di atas meja panjang sebagai santapan penutup hari yang penuh akan eksplorasi.
Berputarnya 4 roda pada masing-masing bus pada akhirnya membawakan sekian ratus siswa yang kelelahan untuk kembali ke kota Bandung dimana SMA Trinitas berdiri sebagai titik pulang. Suasana pun hening merasuk di dalam bus sepanjang perjalanan pulang sebagai tanda lelahnya para penghuni bus. ‘Tak ada lagi kegaduhan dalam meributkan judul lagu yang diputar, ‘tak ada lagi bising yang meributkan lokasi pada peta, ‘tak ada lagi yang riuh akan keinginannya menjamah toilet, walau sesekali terdengar sorak-sorai yang memecah keheningan di sepertiga malam pertama dan kedua. Namun pada akhirnya siar-siar suara dalam bus sedikit demi sedikit menghantarkan pada keheningan di tengah malam yang gelap dan meredanya hujan.
Pada akhirnya, mil demi mil berhasil ditempuh menuju jantung Bumi Priangan sebagai titik kepulangan yang pasti, tiap-tiap insan yang selama berjam-jam menyimpan rasa akan harap-harap cemas di detik-detik akhir pergantian harinya pada akhirnya menghela nafas lega ketika banyak pasang mata mampu menapakan kakinya di halaman depan sekolah yang dinanti-nantikan.
Penulis: Silvester Avelino X5/27
Tag:Study Industry