
Misa Rabu Abu di SMA Trinitas, Makna Abu sebagai Simbol Pertobatan
SMA Trinitas Bandung – Bagi umat Katolik, Rabu Abu merupakan peristiwa yang sangat penting dalam rangkaian liturgi Gereja. Rabu Abu menandai dimulainya masa pantang dan puasa. Apa makna dari Rabu Abu?
Simbolisme Abu dalam Misa Rabu Abu
Dalam Misa Rabu Abu, dahi umat Katolik ditandai dengan abu sebagai lambang pertobatan. Abu melambangkan dosa dan kelemahan manusia, sedangkan tanda salib dari abu mengingatkan kita akan ketidakabadian hidup serta pentingnya membangun kehidupan spiritual yang baik.
Pesan Pertobatan dalam Rabu Abu
Saat dahi kita diolesi abu, terdapat dua kemungkinan ucapan: “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” atau “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu.” Kata-kata yang kita aminkan ini mengingatkan kita, umat Katolik, untuk benar-benar memulai pertobatan. Hidup manusiawi kita yang selama ini dipenuhi dengan kesalahan, kekhilafan, iri hati, dan kebencian harus kita sadari, sesali, dan perbaiki, agar menjadi kehidupan baru yang lebih baik—kehidupan yang diwarnai oleh kasih, pengampunan, dan kemurahan hati.
Puasa dan Pantang sebagai Wujud Pertobatan
Pada hari Rabu Abu, umat Katolik juga wajib berpuasa. Puasa ini berarti makan kenyang hanya satu kali dalam sehari. Melalui puasa, kita menghidupkan keutamaan untuk mampu menahan diri dari berbagai keinginan duniawi yang sering kali menggoda dan sulit kita hindari. Puasa di hari Rabu Abu ini akan kita lanjutkan dengan pantang setiap hari Jumat dalam masa Prapaskah. Kita bisa memilih untuk berpantang daging, garam, gula, jajan, merokok, atau kebiasaan-kebiasaan lain yang menghalangi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sesuai ajaran Tuhan Yesus sendiri.
Baca juga: Info Jadwal Misa Pekan Suci 2025 Gereja Katolik Keuskupan Bandung
Misa Rabu Abu di SMA Trinitas

Pada hari Rabu, 5 Maret 2025, seluruh siswa-siswi Katolik SMA Trinitas, Bapak dan Ibu guru, orang tua murid, serta beberapa umat lainnya mengikuti Misa Rabu Abu. Misa dipimpin oleh Romo Nugroho, SSCC, dengan Konselebran Diakon Badin, SSCC.
Dalam perayaan Misa Rabu Abu ini, kita semua diingatkan akan pentingnya pertobatan dalam kehidupan sebagai umat beriman—berbalik dari berbagai kebiasaan buruk dan berusaha menghayati keutamaan Kristiani.
Refleksi: Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Mari kita semua—para siswa, Bapak dan Ibu guru, karyawan, orang tua murid, serta siapa pun yang ingin melakukan pertobatan—memulai dan setia berproses menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Sebelum kembali menjadi debu…, selagi masih ada waktu…, mari kita merendahkan diri, menyesali segala dosa dan kesalahan, serta bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Amien.
Penulis: Ibu Ignasia Widowati, S.Ag (Guru Pendidikan Agama Katolik SMA Trinitas)
Editor: Tim Administrator Website
Tag:Makna Abu, masa Prapaskah, rabu abu