Buah Permenungan: Terbit Sesuai yang Ada
SMA Trinitas Bandung – Bacaan Injil Markus pada minggu pertama BKSN (Bulan Kitab Suci Nasional) ini menjelaskan, bahwa munafik merupakan perilaku yang cela & Tuhan Yesus tidak suka akan kemunafikan. Tuhan ingin untuk anaknya terlihat, terbit, sesuai apa yang dimiliki dan tidak berpura-pura. Ia tidak ingin saya setengah-setengah, di dalamnya buruk sedangkan di luar terlihat benar. Seperti yang ditegaskan pula pada kitab Wahyu “Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Maka dari itu, sikap munafik harus dihilangkan, saya harus terbit sesuai yang ada. Lalu bagaimana cara agar tidak munafik? Caranya dengan perbuatan, pelayanan, dan kebaikan dilakukan bukan untuk pujian, bukan untuk terlihat hebat, bukan untuk kesombongan sendiri, melainkan untuk kemuliaan Tuhan. Dengan melakukan segalanya untuk Tuhan, segala yang dilakukan pasti akan terbit benar, bersama Tuhan saya akan dituntun Tuhan & Bunda Maria untuk memberikan sesuai yang saya punya, dituntun Tuhan & Bunda Maria untuk tidak memalsukan apapun dari diri saya, sebab “Tuhan itu baik, tempat perlindungan pada waktu kesusahan.” Amin.
Oleh: Christopher C.T (Siswa SMA Trinitas Bandung)
Tanggapan:
Refleksi Injil Markus ini memberikan pesan mendalam tentang pentingnya kejujuran hati dalam menjalani kehidupan rohani. Tuhan Yesus dengan tegas mengecam sikap munafik, yang merupakan perilaku di mana seseorang berpura-pura baik di luar, namun di dalam hatinya tersembunyi hal-hal yang tidak baik. Hal ini sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari, di mana sering kali kita terjebak dalam godaan untuk menunjukkan citra yang baik di mata orang lain, sementara hati kita belum sepenuhnya murni. Sikap munafik ini bukan hanya bertentangan dengan ajaran Kristus, tetapi juga merusak hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.
Yesus menginginkan keaslian dari setiap orang. Sebagaimana disampaikan dalam Injil, Tuhan memanggil kita untuk hidup transparan, jujur, dan setia. Dia tidak menginginkan kita menjadi “suam-suam kuku,” yaitu setengah-setengah dalam iman, seperti yang diungkapkan dalam kitab Wahyu. Sikap setengah-setengah ini menunjukkan ketidakseriusan dalam menjalani hidup iman, dan Tuhan sangat menentangnya. Dia lebih menginginkan kita memilih jalan yang tegas, apakah kita dingin atau panas, karena sikap suam-suam kuku menunjukkan ketidakpastian dan ketidaktulusan hati.
Refleksi ini mengajarkan kita bahwa untuk menghilangkan sikap munafik, kita harus memperhatikan niat di balik setiap perbuatan. Setiap tindakan baik yang kita lakukan, setiap pelayanan yang kita berikan, harus dilakukan bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Ketika kita melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Tuhan, hati kita akan tetap jujur, tidak ada kepura-puraan, dan kita akan terbit dengan benar sesuai dengan apa yang ada dalam diri kita. Dengan demikian, hidup kita akan menjadi saksi nyata dari kebaikan Tuhan.
Selain itu, refleksi ini juga menekankan pentingnya penyerahan diri kepada Tuhan dan Bunda Maria. Ketika kita sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, Dia akan menuntun langkah-langkah kita, membimbing kita untuk hidup dalam kebenaran dan kejujuran. Bunda Maria, sebagai teladan kesetiaan dan kerendahan hati, akan membantu kita untuk selalu hidup seturut kehendak Tuhan, tanpa memalsukan siapa diri kita yang sebenarnya. Dalam setiap kesulitan dan tantangan, kita dapat bersandar kepada Tuhan, yang selalu menjadi tempat perlindungan kita, terutama pada saat kita merasa lemah dan tergoda untuk tidak jujur.
Pada akhirnya, refleksi ini mengingatkan kita bahwa Tuhan itu baik. Dia selalu memberikan kita kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri. Dalam perjalanan hidup kita, ada kalanya kita mungkin tergoda untuk bersikap munafik atau suam-suam kuku. Namun, dengan kesadaran dan komitmen untuk hidup jujur serta melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Tuhan, kita dapat meninggalkan sikap-sikap tersebut dan hidup dalam kebenaran. Semoga kita senantiasa dituntun oleh Tuhan dan Bunda Maria untuk menjadi pribadi yang setia, jujur, dan tulus, serta selalu memuliakan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Amin.
Tag:refleksi